Langsung ke konten utama

Penjelasan mengenai Arsitektur Basis Data



Basis data merupakan sumber informasi yang dapat digunakan bersama. Setiap yang menggunakan membutuhkan pandangan yang berbeda terhadap data yang disimpan di dalam basis data.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, terdapat arsitektur komersial DBMS yang didasarkan pada perluasan arsitektur yang disebut sebagai arsitektur ANSISPARC.


Menurut C.J. Date (1990) terdapat 7 keuntungan dengan menggunakan pendekatan basis data, yaitu :
  1. Redundansi dapat dikurangkan ( Redundancy can be reduced).
  2. Ketidakkonsistenan dapat dihindari (Inconsistency can be avoided (to some extent)).
  3. Data dapat dibagikan ( the data can be shared).
  4. Standar-standar dapat diselenggarakan (standards can be enforced).
  5. Pembatasan keamanan dapat diterapkan (security restrictions can be applied).
  6. Integritas dapat dipertahankan (integrity can be maintained).
  7. Keperluan yang bertentangan dapat diseimbangkan (conflicting requirement can be balanced).
Sebuah basis data akan memiliki :  
  • Arsitektur: struktur, yang merupakan komponen-komponen apa yang ada dalam suatu system dan fungsi masing-masing komponen tersebut , serta bagaimana inter-relasi dan interaksi antar komponen dalam system tersebut.
  • Arsitektur Sistem Software: spesifikasi dari arsitektur system software, menyebutkan bermacam-macam modul berserta interface dan inter-relasi data dan alur control dalam suatu system.
  • Programming-in-the-small: pengembangan individual modul.
  • Programming-in-the-large: Pengintegrasian modul-modul menjadi suatu system yang komplit.
Secara garis besar, basis data memiliki susunan atau arsitektur sebagai berikut :
  1. DBMS (Data Base Mangement System): merupakan bagian dari perangkat lunak yang bertanggung jawab dalam create,read,update, delete record atau mengelola basis data.
  2. DDL (Data Definition Language): yang digunakan oleh DBMS untuk secara fisik menetapkan jenis record, field dan struktur hubungannya.
  3. DML (Data Manipulation Languange): dipakai untuk membuat, membaca dan mengupdate record dalam basis data, dan melakukan navigasi antara record-record yang berbeda.
  4. Metadata: the data about the data - such as record and field definition, synonyme, data relationship, validation rules, help messages, and so forth.
Segala bentuk system mengacu atau merupakan turunan dari Reference Architecture ini. Untuk menciptakan Reference Architecture ini juga diperlukan standarisasi. Contoh ISO/OSI merupakan model reference architecture dari Wide Area Computer Network.

Reference model (Arsitektur system) dapat dinyatakan berdasarkan 3 pendekatan yang berbeda :

Berdasarkan komponen
Inter-relasi antar komponen yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Berdasarkan Fungsi
Penyediaan fungsi-fungsi/fasilitas-fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan user yang berbeda-beda. Strukturnya kebanyakan berbentuk hirarkhi, sesuai klasifikasi user, contohnya ISO/OSI model.

Berdasarkan Data
Karena data merupakan sumber daya utama yang di-manage oleh DBMS, maka pendekatan ini menjadi pilihan yang tepat untuk melangkah lebih jauh ke proses standardisasi. Penyediaan beberapa tipe data dan arsitekture system ditekankan pada penyediaan fungsi berdasarkan klarifikasinya yang dapat menggunakan tipe-tipe data pada masing-masing klasifikasi.



Arsitektur system yang berbasis organisasi data. Menurut ANSI/SPARC, Arsitektur Basis Data dibagi atas tiga level yaitu :


#1. Tingkat eksternal (external level)

Tingkat eksternal merupakam cara pandang pengguna terhadap basis data. Pada tingkat ini menggambarkan bagian dari basis data yang relevan bagi pengguna tertentu.
Tingkat eksternal terdiri dari sejumlah cara pandang yang berbeda dari sebuah basis data. Masing-masing pemakai merepresentasikan dalam bentuk yang sudah dikenalnya. Cara pandang secara eksternal hanya terbatas pada entitas, atribut, dan hubungan antar entitas (relationship) yang diperlukan saja.

#2. Tingkat Konseptual (Conceptual level)

Tingkat konseptual merupakan kumpulan cara pandang terhadap basis data. Pada tingkat ini menggambarkan data yang disimpan dalam basis data dan hubungan antara datanya.

Hal-hal yang digambarkan dalam tingkat konseptual adalah :
  • Semua entitas beserta atribut dan hubungannya.
  • Batasan data.
  • Informasi semantic tentang data.
  • Keamanan dan integritas informasi.
Cara pandang dari semua tingkat eksternal berupa data yang dibutuhkan oleh pengguna harus sudah tercakup di dalam tingkat konseptual atau dapat diturunkan dari data yang ada. 

Deskripsi data dari entitas pada tingkat ini hanya terdiri dari jenis data dan besarnya atribut tanpa memperhatikan bersarnya penyimpanan dalam ukuran byte.

#3. Tingkat Internal (Internal level)

Tingkat internal merupakan perwujudan basis data dalam computer. Pada tingkat ini menggambarkan bagaimana basis data disimpan secara fisik didalam peralatan strorage yang berkaitan erat dengan tempat penyimpanan/physical storage.



Tingkat internal memperhatikan hal - hal berikut :
  • Alokasi ruang penyimpanan data dan indeks.
  • Deskripsi record untuk penyimpanan (dengan ukuran penyimpanan untuk data elemen).
  • Penempatan record.
  • Penempatan data dan teknik enscryption.
Nah, itulah beberapa penjelasan mengenai arsitektur dari basis data yang saya kutip dari buku tkj-19 dengan materi merancang web database untuk content server. Semoga bermanfaat bagi para pembaca.


Komentar